Menafsirkan kembali

Sebuah sinetron yang jarang, yang menampilkan gambar yang indah, meski agak konvensional, menyajikan akting yang tak hanya marah, tertawa, dan menangis.

Sabtu, 12 Februari 1994

DENGAN tangan dan kaki yang terikat rantai, beberapa pemuda aktivis pergerakan itu berjalan sepanjang pasar Solok. Salah seorang dari mereka, dengan sorot mata yang tajam, menatap penduduk yang tak berdaya melakukan apa pun menyaksikan itu semua. Tiba-tiba, pemuda itu lari. Seorang serdadu Belanda membidikkan senapannya, dan "dor".... Si pemuda berkopiah terhuyung. Ia masih sempat berjalan beberapa langkah. Dan sebelum jatuh terkapar, pe...

Berita Lainnya