Renungan untuk Pejuang
Mengenang perjuangan Munir, sebuah pentas monolog digelar. Mungkin upaya untuk membuat ikon.
Senin, 17 Januari 2005
Suara gemuruh pesawat tempur meraung-raung. Layar terbuka. Sosok lelaki tengkurap di bawah siraman sinar merah, sinar dari ujung seng berbentuk corong yang menggantung tepat di atas tubuhnya. Mengancam, bagai ujung pisau membara, siap menancap di dada.
"Seperti yang kutakutkan selama ini, akhirnya orang-orang itu membunuhnya. Aku mengetahui dari koran-koran. Aneh rasanya ."
Laki-laki itu mulai bergerak-gerak, akhirnya ba
...