Renungan Riantiarno dan Kepahitan Brecht

Norbertus Riantiarno tampaknya telah mencapai sebuah kematangan. Pada usianya yang hampir setengah abad itu, ia memenuhi janji kepada penonton setia Teater Koma. Ia merenung.4

Senin, 12 April 1999

Malam itu, sembari mengisap rokoknya dalam-dalam, Nano, demikian panggilan akrabnya, menatap panggung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, tempatya berlatih. Di panggung, ada bangunan dari kayu yang menandai set panggung pertunjukan Opera Ikan Asin telah berdiri: kayu-kayu yang membentuk dua rumah kumuh bertingkat dua dan sebuah penjara. Sesekali, Nano memberi instruksi kepada asistennya, Rita Matumona, untuk memperbaiki tata cahaya. Di ata...

Berita Lainnya