Manusia dalam Zoom Putu

Sebuah pentas kilat, satu lakon 47 menit. Banyak penonton tak siap menghadapinya, tapi itulah pentas Putu yang tak "mengistimewakan" manusia.

Senin, 24 Mei 2004

Munculnya teater dengan bentuk yang inkonvensional, atau bahkan eksperimentalis macam Teater Sae plus para pengikut sesudahnya, memunculkan banyak kekhawatiran. Antara lain soal melorotnya kualitas aktor di jagat teater Indonesia karena bentuk pertunjukan semacam itu banyak memberi perhatian, fokus, dan pemaknaan pada benda, cahaya, kostum, dan peralatan panggung lainnya. Kekhawatiran ini juga—konon—akibat dominannya "teater s

...

Berita Lainnya