Malin Kundang dan Politik Identitas Minang

Sembilan kelompok teater Sumatera Barat menampilkan naskah-naskah Wisran Hadi. Ada yang menggunakan metafor sarung dan skateboard.

Senin, 21 November 2011

Perempuan itu tidak hanya membatukan kembali Malin Kundang, tapi juga istri Malin serta ibu dan ayah Malin. Semuanya kembali dibatukan. Perempuan itu bukan seorang ibu, bukan seorang kekasih. Ia bukan siapa-siapa. Mereka semua dibatukan, masing-masing dengan selembar sarung yang menutupi seluruh tubuh aktor.

Pembatuan dalam adegan ini bisa jadi jembatan baru antara personifikasi totemistik dan personifikasi ideologis dalam melihat legenda Malin

...

Berita Lainnya