Surat untuk Soegih Arto

Minggu, 25 Juli 1999

SAYA membaca Majalah TEMPO edisi 28 Juni 1999, berisi wawancara Bapak selaku mantan jaksa agung.

Betapa terkejut, gundah, dan sedihnya hati saya karena di dalam wawancara tersebut Bapak menyinggung perkara almarhum suami saya, Mayjen TNI (Purn.) Sentot Iskandar di Nata, terkait dengan perkara korupsi di Jawatan Kereta Api. Apalagi, Anda menyebutnya sebagai tersangka, disertai dengan komentar "tidak cukup bukti....", dan disamakan dengan kasus Nurdi

...

Berita Lainnya