Umar Menangis Di Pematang

Hasil sawah di aceh yang tak pernah cukup, kini habis diserang wereng. kredit bimaspun tak dapat dilunasi. kesalahannya karena, memakai bibit yang tak sesuai dengan anjuran penyuluh pertanian. (sd)

Sabtu, 29 April 1978

UMAR menangis di pematang. Di depan matanya, padi yang tinggal 10 hari lagi dipanen, telah berubah warna. Bajingan-bajingan wereng yang coklat dan ganas telah menghanguskan andalan hidupnya itu. Musuh itu sudah mengenalkan dirinya tahun 1975, dengan menyikat hampir separuh isi sawah. Tapi waktu itu ia masih mengurut dada: matanya belum basah, karena ia masih disisai untuk mengisi lumbungnya. Sekarang benar-benar baji...

Berita Lainnya