Pembakar Mayat, Bukan Malaikat

Petugas pembakaran mayat yang sehari-harinya bergelut dengan mayat pada awalnya merasa risih. banyak jenis bangsa, terutama yang beragama budha yang memanfaatkannya.

Sabtu, 24 Mei 1980

TUMPUKAN kayu api sekitar 6 m3 telah menutupi peti jenazah. Lalu 20 liter minyak tanah ditaburkan. Sebentar kemudian lidah api mulai melalap sekujur mayat yang hendak dijadikan abu itu. Sementara di antara kepulan asap hio, terdengar tangisan bagaikan lautan duka. Itulah yang selalu dihadapi Dharmawan Suryana, kepala pembakar mayat di Yayasan Krematorium Daya Besar - di pantai Cilincing, Jakarta. "Ah, saya sendir...

Berita Lainnya