Tiga Penyair (Tua) Menguak TIM
Sutardji Calzoum Bachri, Taufiq Ismail, dan Rendra membaca puisi bersama di TIM, Selasa pekan lalu. Tidak semua menarik, tapi penonton membeludak.
Senin, 30 November 1998
Penyair "mabuk" itu datang lagi. Masih dengan misai yang terjulur dan rambut yang tak disisir. Ketika layar diangkat, ia bergelayutan dari langit-langit. Panggung Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), yang luas, malam itu tak mampu menampung aksinya. Ia berguling, meraung, dan berdendang sambil sesekali menenggak air jahe. Tidak ada upacara minum bir. Tidak ada kapak dan daging sapi yang digantung seperti 20 tahun lalu. Tapi...