Yang Muda, yang Enteng, yang Bergembira
Indonesia Dance Festival digelar online. Menonjolkan koreografer muda. Bahkan mengajak masyarakat biasa menyajikan tariannya dalam pembukaan. Pesan yang hendak disampaikan, yakni tari bisa menjadi jalan penyembuhan saat pandemi, kurang terasa.
Seno Joko Suyono
Sabtu, 21 November 2020
NAMA-NAMA itu tak dikenal dalam peta tari kontemporer Indonesia: Cahya Maulidian (Kendal), Thoriq (Pasuruan), Echa (Samarinda), Miftanul Jannah (Banyuwangi), kelompok Grasak Grusuk (Solo), Lidya (Ngawi), Irma Septiana (Mataram), dan masih banyak lagi. Ada 33 nama. Tidak semuanya penari. Mereka berlatar belakang beragam: guru, pelajar, psikolog, pengelola sanggar, dokter gigi, dan lain-lain. Mereka berpartisipasi dalam karya koreografer
...