Dari Hamlet sampai Digital Buddha

Festival Salihara Ketiga dimulai. Selama sebulan menyajikan bianglala pertunjukan seni. Dari yang mengolah tradisi sampai yang paling urban.

Senin, 27 September 2010

Tabuhan gendang makin keras. Tiupan pui pui pun makin melengking. Kontras dengan musik, gerakan sembilan penari perempuan itu demikian lambat dan konstan. Antara musik dan gerakan ­seakan berada di dunia berbeda. Tapi ketidakharmo­nisan itu justru menjadi kekuatan tarian ini.

Inilah Akkarena Sombali, karya Wiwiek Sipala, yang membuka Festival Salihara, Kamis malam pekan lalu. Karya sekitar 28 menit ini cukup gemuruh, mengingatkan kita pada pe

...

Berita Lainnya