Dari ’Fluxus Merapi’ sampai Santo Anthony

Komunitas Salihara diresmikan dengan sebuah festival. Sebuah tempat untuk menyuburkan kemajemukan kesenian, dari kesenian pegunungan, istana, sampai avant garde.

Senin, 27 Oktober 2008

DI tengah suara tabuhan yang riuh, 18 bocah itu mengangkat pundak agar kelihatan bak ”macan”. Dada mereka dibusung-busungkan. Mengenakan udeng, berkumis arang, langkah mereka disangar-sangarkan. Anak-anak ceking berumur 4 sampai 10 tahunan dari desa sekitar Borobudur tersebut seperti ”warok-warok” kelaparan.

Sebanyak 60 warga, dari anak sampai orang dewasa gabungan Desa Gejayan dari lereng Merbabu, Krogowanan, lereng Merapi, diajak komp

...

Berita Lainnya