'Dukacita' di Paviliun Indonesia
Empat perupa kontemporer mewakili Indonesia dalam Bienal Venezia ke-50. Para pelukis Indonesia sulit menyesuaikan karyanya dengan setting pameran.
Minggu, 10 Agustus 2003
TAK ada tanda yang gampang ditengarai untuk sampai ke Paviliun Indonesia di Palazzo Malipiero sejak saya melompat dari vaporetto (bus air) yang menderu dari pangkalan Ferovia, Santa Lucia, menuju San Marco yang sarat oleh penumpang di pagi hari itu. Lorong-lorong sempit berliku yang terjepit di antara bangunan-bangunan tua yang mempesona di Venezia adalah tanda-tanda itu sendiri. Suasana semacam itu mula-mula melantunkan imajinasi ganjil untu...