Sejuta Sorban Muslim Xi'an

Geliat Islam di Cina punya urat sejarah panjang: pada masa dinasti Tang, pada abad ketujuh, sezaman dengan generasi pertama pengikut Nabi Muhammad S.A.W., yang wafat pada tahun 632. Kaum muslim Hui itu umumnya saudagar yang menjalin kontak dengan orang-orang Arab, Persia, dan India lewat rute klasik di Jalur Sutra. Lusinan masjid lalu mereka bangun di Guangzhou, Hangzhou, dan Cang'an—yang kini disebut Xi'an—dengan bauran sukacita, tetes darah, dan air mata. Tapi kini wajah Islam di Xi'an berakar kuat lewat harmoni bisnis kelontong, turisme, dan tradisi taichi.

Berikut laporan perjalanan Wahyu Muryadi dari Tempo, yang menyusuri kota tua impian para kaisar itu pada awal September lalu.

Senin, 1 November 2004

UCAPAN salamnya terdengar lamat-lamat. Dari balik kamar hotel, begitu pintu terbuka, tiga sosok pemuda tanggung itu mengulurkan tangan. Salah satunya bersongkok putih haji, berkemeja warna cokelat lengan pendek dengan pantalon hitam dan sandal karet. Wajahnya bersih, kulitnya kuning langsat, gaya bicaranya perlahan. Ma Ya Zheng alias Abubakar, seorang rekan penunjuk jalan, menjelaskan asal-muasal dan tujuan kami dengan bahasa setempat. Ia bal

...

Berita Lainnya