Sepasang Wajah Hamas

Gaza adalah tanah kelahirannya. Palestina merdeka adalah impiannya. Dan Hamas adalah namanya. Dilahirkan, antara lain, oleh Syekh Ahmad Yassin pada 1987, sedari awal Hamas telah mendua rupa. Di satu sisi, dia Mujama al-Islami, sebuah organisasi sosial Islam. Di sisi lain, dia Mujahidun ila Falasthin atau Pejuang Islam Palestina, sebuah sayap militer?dengan gerak perlawanan radikal. Maka jadilah Hamas sebuah organisasi teroris?yang perlu dibasmi hingga ke akar?di mata Israel, Amerika Serikat, dan para sekutu Baratnya. Toh, anak negeri Palestina mencintai kedua sisi wajah Hamas: penyokong yang berwelas asih dan pejuang yang menghalalkan istishadi (syuhada yang dipilih sendiri) melalui bom-bom bunuh diri. April silam, koresponden TEMPO di Kairo, Zuhaid el-Qudsy, mengunjungi beberapa kantong Hamas di Jalur Gaza. Berikut ini laporannya.

Senin, 24 Mei 2004

Namanya Fatimah. Ke dalam tangannya, sejumlah keluarga di Hay Khan Younis?sebuah kota di wilayah Gaza?mempercayakan anak-anak mereka. Hadanah (Taman Kanak-Kanak) al-Huda wa al-Nur adalah tempat wanita berusia 28 tahun itu mengisi hidupnya sebagai ibu guru. Menyempil dari Jalan Shalahuddin al-Ayyubi, dalam sebuah bangunan bercat putih bersih, saban pagi Fatimah membariskan murid-muridnya ke dalam kelas, memimpin mereka menyanyikan Bilada Biladi (l...

Berita Lainnya