Semboyan Mereka 'Kiponrokin'
Mereka tak pernah bisa lepas dari musik rock tahun 1970-an. Tapi mereka menolak disebut mengalami puber berkepanjangan alias remaja abadi. Sebagian mengaku selalu mendapatkan rasa damai setiap kali mendengar musik itu. Ada juga yang menjadikannya sebagai sumber ilham. Beberapa orang bahkan memutuskan menonton Yes di Singapura setelah band rock progresif itu batal tampil di Jakarta. Apa pun, yang sebenarnya membuat mereka setia—menyimak, mengobrolkan, serta mengikuti dan melacak perkembangannya—sepanjang masa adalah karya dari sebuah zaman ketika kreativitas bermusik mencapai puncaknya.
Minggu, 21 September 2003
Mencangklong backpack, berkemeja putih necis (berdasi, lagi) dengan wajah yang masih terlihat segar, penampilan Gatot Widayanto di sebuah mal di Jakarta Selatan petang itu bisa mengecoh. Orang mungkin menyangkanya mahasiswa sekolah bisnis, atau setidaknya pelancong yang sedang rehat dari suatu urusan di Ibu Kota. Tapi, pria 43 tahun ini asli wiraswasta. Tadinya ia bekerja di sebuah bank asing, dan kemudian mengundurkan diri untuk ”berus
...