Berlayar Bersama Greenpeace

Rainbow Warrior II buang sauh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Januari silam. Melintasi perairan Indonesia, kapal milik kelompok pencinta lingkungan Greenpeace itu datang dengan misi melacak bukti-bukti pencurian kayu di hutan Kalimantan. Rainbow telah bertualang dari samudra ke samudra, dari satu misi ke misi lainnya dan menuai entah pengalaman mendebarkan, entah badai caci-maki, atau pengusiran. Ibarat pelangi yang menukik di garis air, kapal ini juga menyimpan sisi-sisi melankolis: kisah mereka yang menyaksikan kelahiran Greenpeace hingga para penggiat yang dirundung miris karena menganggap gerakan ini telah berubah arah. Wartawan TEMPO I G.G. Maha Adi berlayar bersama Rainbow Warrior II selama dua pekan lebih bersama sejumlah awak Greenpeace. Berikut ini laporannya.

Senin, 8 Maret 2004

Direktur Greenpeace Selandia Baru, Elaine Shaw, baru saja pulang ketika telepon rumahnya berdering. Suara reporter New Zea-land Herald terdengar di seberang. "Ya Tuhan, kamu tahu ini jam berapa?" kata Shaw kesal sambil menatap jam dinding. Pukul satu malam. Si reporter menelan hardikan itu, tapi tidak menutup telepon. Dia hanya merendahkan suaranya dan berkata, "Maaf. Tapi apa kamu tidak tahu bahwa kapalmu tenggelam?" Ela

...

Berita Lainnya