Dari Doha, Mendobrak Dunia

HANTAMAN rudal Amerika Serikat telah melesatkan televisi Al-Jazeera ke puncak kemasyhuran.Ketika Kabul dipukul, kru televisi ini memilih bertahan dan menjadi saksi keganasan sebuah perang. Saat rudal Amerika meluluhlantakkan Bagdad, lagi-lagi keteguhan mereka diuji. Kali ini seorang wartawannya tewas setelah ledakan menjebol kantornya. Dengan segala pengorbanannya, kini Al-Jazeera menjadi televisi paling hebat di Timur Tengah dan cukup berpengaruh di dunia. Tekadnya ingin mendobrak dominasi media Barat, kendati selalu menuai ancaman dan kecurigaan. Inilah laporan wartawan TEMPO Rommy Fibri, yang bertandang ke markasnya di Doha, Qatar, bulan lalu.

Senin, 26 Mei 2003

DI markas Al-Jazeera, dunia benar-benar terasa kecil. Kalau tidak bisa dibilang selebar daun kelor, mungkin seluas selembar peta dunia
berwarna hijau muda yang terpampang di
ruangan utama stasiun televisi ini. Di bawahnya, ada 32 layar TV kecil yang menampilkan sejumlah siaran televisi internasional lain seperti CNN, BBC, APTN, Reuters, Abu Dhabi, Al-Manar, dan MBC. Setiap kejadian di seluruh pojok planet bumi seolah tak pernahluput dari pemantua

...

Berita Lainnya