'Ngudi Upo' di Luar Panggung

Untuk bertahan hidup, para pemain wayang orang dan ketoprak mengandalkan pekerjaan sambilan. Apa yang membuat mereka betah?

Minggu, 4 Mei 2003

KERINGAT mengucur deras dari tubuh Nano Pramudio, 49 tahun. Kulitnya kehitam-hitaman terpanggang matahari. Kaus putih dan celana hitam yang menempel di badannya sudah basah. Dahinya mengkilat. Sesekali kain batik cokelat yang digunakan untuk ikat kepala diusapkan ke wajahnya. Perutnya kenyang terisi menu makan siang yang dianggapnya sudah paling nikmat sedunia: nasi, sayur asem, plus ikan asin. Di sakunya tersimpan uang Rp 7.500. Sambil menge...

Berita Lainnya