Nyanyian Duka Cita dari Taliban

Di manakah dunia yang memandang suara wanita sebagai ketaksenonohan dan hukuman mati adalah kemeriahan karnaval? Kehidupan macam apakah yang mengharamkan kanak-kanak menjulurkan layang-layang serta memenggal jari-jemari gadis yang kukunya berinai? Penguasa Taliban menghadirkan realitas ini ke dalam kehidupan 23 juta lebih penduduk Afganistan, lima tahun terakhir. Hukuman publik primitif, pedang, tiang gantungan, dan cambuk adalah senjata si penguasa mengontrol anak negerinya. Dipimpin Mullah Muhammad Umar, hukum yang dilahirkan rezim Taliban ini tadinya bertujuan menertibkan hukum rimba dan anarki yang marak di bawah pemerintahan Presiden Burhanuddin Rabbani yang korup. Tapi hukum itu justru telah mengantarkan Afganistan kepada sebuah labirin kepahitan.

Minggu, 14 Oktober 2001

Ruang-ruang perawatan Rumah Sakit Ibn Sina di Kabul ibarat kamp pengungsi. Pasien meluber tak tertampung. Tak ada lagi beda antara si sakit dan pengunjung. Dokter Amjad Hussein, ahli bedah kardiovaskuler dari Ohio, langsung syok melihat keadaan itu. Sekitar 30 tahun lalu dokter wanita itu magang teknik baru pembedahan jantung di Ibn Sina. Berdiri pada 1960, Ibn Sina adalah salah satu rumah sakit khusus paru-paru dan jantung terbaik di Asia pada m...

Berita Lainnya