Berebut Yuan di Jalanan
Menjadi sopir taksi di Beijing memberikan penghasilan yang cukup tinggi. Tapi berbeda dengan pegawai pabrik, persaingannya amat terbuka.
Minggu, 8 Desember 2002
SERBUAN hawa dingin membuat Zhang Heiwei menutup kaca taksinya rapat-rapat. Hari masih pagi, udara masih di bawah lima derajat Celsius. Di depan sebuah hotel di Kota Beijing, dia memarkir taksinya sambil menanti penumpang. Mulutnya terus saja komat-kamit dengan suara yang kurang jelas. Berdoa? Bukan. Dia sedang membaca buku bahasa Inggris praktis. Lidah Cina Zhang terlalu kaku untuk melafalkan bahasa ini. Namun tak ada pilihan lain. Jika ingi...