Mozaik di Wajah Yerusalem

Dihuni oleh warga yang bertentangan secara ideologi, politik, dan agama, Yerusalem seperti melahirkan "ironi sepanjang masa": setiap penduduknya hidup dengan harapan akan perdamaian tapi nyaris tak pernah menemukan rasa damai. Kota berpenduduk sekitar 700 ribu jiwa ini adalah metropolitan dengan nuansa yang khas: anak-anak muda bisa berjoget sampai pagi di klub-klub dansa tanpa peduli pada dentuman bom dan sambaran pelor. Atau pelintas batas yang berani bertaruh nyawa hanya untuk berdagang di Kota Tua.

Minggu, 15 Juli 2001

Alan Hoffman membuka perjamuan malam itu dengan kidung lama dalam bahasa Ibrani. Bersama istri, ayah-ibu, serta kedua anaknya, ia menyanyikan harapan akan perdamaian yang diturunkan ke Israel oleh para bidadari pada hari Sabat. Meja perjamuan itu sarat oleh suasana doa dan aneka hidangan yang sulit kita temukan dalam keluarga miskin Yerusalem: anggur sebagai minuman pembuka santap malam; salad, sup ayam, beberapa hidangan daging. Semuanya dimakan...

Berita Lainnya