Enjam: Yang Takluk dalam Dupa Kemenyan

Sejak kanak-kanak, Enjam menjadi budak. Gara-gara takut tuntutan adat dan kemenyan, ia harus menggali kuburnya sendiri.

Minggu, 5 Mei 2002

SUATU siang empat tahun lalu, seorang lelaki mendatangi rombong Temenggung Ngukir di hilir Sungai Makekal. Lelaki yang mengaku utusan Bahar dari Tanah Garo itu membawa oleh-oleh sekarung beras, sekantong gula dan kopi. Sebagai gantinya, ia minta empat tenaga lajang untuk pergi ”berbalok” (menebang pohon). Demi tuntutan adat, Enjam (waktu itu 13 tahun) bersama tiga bujang lainnya terpaksa memenuhi permintaan Bahar. Mereka bertugas menebang...

Berita Lainnya