Soedjatmoko, Visioner yang Dikenal Dunia

Soedjatmoko adalah pemikir yang melewati banyak zaman. Putra seorang dokter keraton ini dikeluarkan dari sekolah kedokteran karena turun melawan Jepang, mewakili Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah Proklamasi, dan aktif di Partai Sosialis Indonesia. Ketika pemerintah Orde Lama mulai otoriter, Soedjatmoko tak segan mengkritik Sukarno.

Setelah zaman berganti, ia tetap vokal menyuarakan pendapatnya. Soedjatmoko, yang ketika itu menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, rutin menyurati Presiden Soeharto untuk menyampaikan kabar perkembangan politik di Amerika Serikat. Bung Koko—sapaan akrabnya—juga penulis yang produktif. Ia menuangkan pemikirannya ke ratusan tulisan yang relevan hingga kini.

Dituduh mendalangi peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari pada 15 Januari 1974, Soedjatmoko sempat dicegah keluar dari Indonesia. Pada 1978, ia menerima Ramon Magsaysay Award for International Understanding dan dua tahun kemudian menjadi Rektor United Nations University di Tokyo. Mengenang seabad usia Soedjatmoko, yang meninggal pada 1989, ketiga putrinya merilis situs Membacasoedjatmoko.com yang menghimpun ratusan tulisannya.

Isma Savitri

Sabtu, 26 Maret 2022

RATUSAN tulisan itu terarsip rapi di dalam lemari kabinet ruang kerja rumahnya di Jalan Tanjung, Menteng, Jakarta Pusat. Lemari yang tak ubahnya kotak harta karun berisi pemikiran-pemikiran Soedjatmoko, intelektual yang sempat aktif di Partai Sosialis Indonesia dan menjadi Rektor United Nations University di Tokyo. Di lemari itu setidaknya ada 300 buah pikiran Soedjatmoko yang ia tulis sejak 1948 hingga menjelang akhir hayatnya pada 1989, atau sa

...

Berita Lainnya