Amarzan, Entah di Mana Sokotra
SEBUAH sajak, seorang penyair, tak pernah berada dalam vakum. Pada suatu saat, pada suatu tempat, percakapan terjadi; pada saat lain, pada tempat lain, percakapan lain terjadi—tampaknya dengan alun yang sama, tapi ada yang tak sama.
Goenawan Mohamad
Sabtu, 14 September 2019
Tak lama setelah Amarzan Loebis meninggal, 2 September 2019, saya menerima sehimpun sajak yang ditulisnya. Sejak akhir 1950-an sampai dasawarsa-dasawarsa awal abad ke-21, sajak-sajaknya selalu membawa bunyi yang bening, tak pernah “storing”, tak pernah disonan, tak ada kalimat yang gagap. Tapi, pada suatu saat, di dalam itu, ada yang berubah.
Pada 1958 ditulis sajak ini, tentang tempat kelahirannya di Sumatera Utara:
A
...