Jejak Serigala yang Tak Pernah Tidur
Seratus tahun lalu, pramuka berdiri di tempat ini: sebuah pulau jauh di Inggris bagian selatan. Pulau Brownsea. Di sinilah pada Agustus lalu 300 pramuka dari seluruh dunia berkumpul. Mereka berkemah di tempat dulu Lord Baden-Powell pertama kali bertenda.
Seratus tahun berlalu, kini relevansi organisasi ini dipertanyakan: masihkah pramuka bermanfaat ketika semafor dan morse digilas surat elektronik, telepon genggam, dan obrolan via internet? Berikut laporan wartawan Tempo Untung Widyanto yang mewakili Indonesia dalam Jambore Dunia ke-21 di Hylands Parks, Essex, Inggris—tiga jam perjalanan dari Brownsea.
Senin, 22 Oktober 2007
PAGI di Pulau Brownsea, Inggris selatan, 1 Agus tus 2007. Ini Rabu yang menggigil: 15 derajat Celsius. Tiga ratus pramuka dari seluruh dunia merapatkan diri, membentuk lingkaran mengelilingi bendera Organisasi Pramuka Sedunia berukuran raksasa yang digeletakkan di tanah lapangan upacara.
Tepat pukul delapan, Peter Duncan meniup trompet yang biasa digunakan kepala suku Kudu di Afrika. Twooot... twooot... twooot.... Tak berapa lama, 300 remaja it
...