Sebuah Eksperimen dari Mangkunegaran

Ia terkenal dengan sebutan Pangeran Sumber Nyawa. Ia Mangkunegoro I, pendiri Mangkunegaran. Untuk memperingati 250 tahun kelahirannya, Puro Mangkunegaran Solo merekonstruksi tari Dirodo Meto (Gajah Mengamuk) ciptaannya.

Inilah tari yang selama seratus tahun lebih tak pernah dipergelarkan, dan bisa disebut telah punah. Sedikit sekali data mengenainya. Tak ada catatan-catatan mengenai bagaimana bentuk koreografi dan iringan musik tarian itu tempo doeloe.

Bagaimana cara pihak Puro Mangkunegaran menggali kembali tari yang telah hilang itu? Apa pentingnya tari itu bagi identitas Puro Mangkunegaran. Tempo melaporkannya dari Solo.

Senin, 26 Maret 2007

Njeng Pangeran Dipati Mangkunagara Nindhihi ing ajurit Mangamuk anyakra gandewanya lir kilat...

Tarian itu menampilkan tujuh prajurit pria membawa trisula dan busur. Berblangkon, mereka mengenakan selempang di dada, kalung, pelat bahu. Mereka berbelit kain Dodot Alas-alasan hitam—lambang tolak bala—bermotif penyu, burung, pepohonan yang disepuh warna prada emas.

Pola koreografi tujuh tamtama itu berubah terus. Tiga prajurit pembawa trisul

...

Berita Lainnya