Lelaki yang Terjerat Mimpi

SADDAM Hussein Abdul Majid al-Tikriti (1937-2006) adalah selembar manifes yang cabik. Sejak kecil lelaki yang tak pernah melihat wajah ayah kandungnya ini sudah benci ”Barat”. Ia risau melihat kerajaan demi kerajaan Arab, pemimpin demi pemimpin yang melenggang bergantian di panggung kekuasaan, hanya menghamba pada kepentingan kapital.

Saddam muda meradang. Ia bergabung dari sebuah konspirasi ke konspirasi lain untuk mendongkel pemerintahan. Di usia 31 tahun, tangan sejarah mendudukkannya di jantung pemerintahan sebagai wakil presiden. Di negeri yang pernah melahirkan Hammurabi, kaisar pemersatu Babilonia, Saddam bermetamorfosis menjadi Hammurabi Modern yang ingin menyusun kode-kode hukumnya sendiri. Ia menempuh banyak cara, segala cara. Termasuk jika harus tersungkur menyembah kapital, sesuatu yang pernah begitu dibencinya. Dulu.

Sabtu dua pekan lalu, lelaki Tikrit yang sepanjang hidupnya bermimpi mengusung kembali kejayaan Babilonia itu dipaksa melepas nyawa lewat seutas tambang yang melilit lehernya: sebuah eksekusi mati barbarik yang tak pernah dialami Hammurabi.

Senin, 8 Januari 2007

TUJUH lelaki menaiki anak tangga. Di luar, angin musim dingin bertiup, menderu-mengertap. Di dalam ruangan, sunyi; hanya derak-derak pijakan kaki mereka yang terdengar. Di lantai dua, para lelaki itu menuju ke tengah ruangan. Langit-langitnya pendek, ditopang empat dinding kelabu, muram yang menjadi ciri khas penjara Kadhimiya—kini sudah bersalin nama menjadi Kamp Keadilan.

Enam di antara lelaki itu memakai balaklava, penutup wajah yang hanya

...

Berita Lainnya