Sajak di Kampung dan Kafe-kafe

Dalam jagat Internet, sastra tumbuh menjadi sesuatu yang tak angker. Belum menghasilkan karya yang cemerlang, tapi orang jadi tak sungkan menulis sajak, cerpen, atau esai—sebagian bahkan sudah diterbitkan menjadi buku. Inilah kisah seputar aktivis sastra cyber.

Senin, 6 Maret 2006

SUATU hari pada tahun 2000. Di sebuah warung Internet di Depok, Gratiagusti Chananya Rompas duduk mencangkung di depan komputer. Tangannya memencet-mencet papan tombol, mengisi kolom-kolom pada tampil-an Yahoogroups. Anya, begitu ia biasa dipanggil, be-lum lama kenal Internet. Tetapi ia tahu, di ranah maya ini bisa terbentuk ruang diskusi. Ia memilih Bunga Matahari sebagai nama milis.

Selama beberapa waktu, milis itu hanya beranggotakan dua ora

...

Berita Lainnya