Suatu Malam di Restoran Sate
Dibandingkan dengan eksil Berlin, mereka yang di Praha relatif lebih kompak. Sedih bahagia orang buangan.
Senin, 16 Januari 2006
SATU per satu kami datang ke restoran itu. Mula-mula aku dan Jaroni Soerjomartono. Tuan rumah Maman Abdurrahman, pemilik Restoran Sate, menyambut masih dengan celemek putih menjuntai di dada. ”Saya ganti pakaian dulu, ya,” katanya ramah. Ia masuk meninggalkan ruangan sekitar 100 meter persegi yang sederhana tapi apik. Di pintu terpampang tulisan tak mencolok ”Sate Indonéské Speciality”. Malam baru saja turun di kawasan Hradcany, Praha,
...