Mereka pun tak punya pilihan

Nasib mereka tak seburuk wanita penghibur, tapi pun menerimanya dengan terpaksa. bom di nagasaki dan hirshima mengakhiri hubungan mereka dengan "suami-suami" jepang. ada yang anaknya sempat menemui bapaknya di jepang.

Sabtu, 8 Agustus 1992

"HARADA menghendaki diriku penuh untuk dirinya sendiri. Bagi tamu-tamu perkebunan itu tidak dirasakan kehadiran diriku. Kalau kebetulan sedang ada tamu di perkebunan itu, aku dilarang untuk menampakkan diriku. Tamu cukup dilayani oleh wanita-wanita yang lain," -- (Kadarwati, Wanita dengan Lima Nama, novel karya Pandir Kelana, halamana 41). TAK semua wanita yang jatuh di kaki tentara Jepang lalu dijebloskan ke bordil dan menjadi jugun ian...

Berita Lainnya