Surat untuk Aixin Jue Luo

Dua puluh enam tahun berlalu setelah pemimpin Cina, Deng Xiaoping, mengucapkan pidato yang menggetarkan itu. "Kaya adalah mulia," katanya. Lalu Cina berubah: perdagangan bebas diterapkan, desa-desa disulap menjadi kota modern. Ekonomi jadi panglima, sementara ideologi dan sejarah jadi barang suvenir.

Akhir November lalu wartawan Tempo, Arif Zulkifli, mengunjungi Beijing, Qinghai, dan Xiamen di Provinsi Fujian dan menemukan Cina yang bersalin wajah.

Senin, 31 Januari 2005

AIXIN Joe Luo, surat ini aku kirim dari negeri yang jauh, dari seorang yang tak kaukenal, meski kita bukan tak pernah bertemu. Aku melihatmu dalam sebuah ruang yang tak lapang di sisi utara Kota Terlarang di pusat kota Beijing.

Ruangan yang sumpek: sekitar 100 meter persegi dengan lukisan tergantung dan tergeletak di sana sini. Di sudut-sudut berdiri guci-guci antik seukuran orang dewasa dengan warna-warna cerah. Semua berimpit, berdesak-des

...

Berita Lainnya