Revolusi Dari Lipatan Surat

Dia bukan sekadar pejuang emansipasi wanita. Dia sesungguhnya "ibu nasionalisme Indonesia"

Minggu, 9 Januari 2000

Hidup Raden Ajeng Kartini yang ringkas (1879-1904) menunjukkan bahwa surat-surat pribadi, lebih dari pamflet dan propaganda politik, kadang bisa sangat digdaya mengungkapkan pemberontakan yang paling menggelora.

Melalui kerapian tulisan dan keindahan bahasanya (Kartini memakai bahasa Belanda), surat-surat Kartini mengungkapkan kegetiran posisinya sebagai wanita, serta sebagai bangsa terjajah, tapi sekaligus juga gelora optimisme bahwa ''habis gel

...

Berita Lainnya