Benteng Budaya di Perbatasan
Dijejali benteng-benteng kuno, Maastricht telah menjelma jadi kota budaya.
Senin, 25 Oktober 2004
BANGKU besi di Amsterdam Central Station terasa dingin disiram angin musim gugur. Kereta Intercity yang saya tunggu akan tiba sepuluh menit lagi. Berhenti sebentar di stasiun pusat, ia bakal meluncur selama tiga jam, melewati Duivendrecht, Utrecht, Hertogenbosch, Eindhoven, Weert, Roermond, Sittart, dan akhirnya berujung di Maastricht.
Maastricht, kota inilah yang saya tuju bersama segepok rasa ingin tahu. Sebuah kota di pinggir selatan Belanda,
...