Ketika Tak Satu Hati Lagi
Perpecahan panitia Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri merugikan calon mahasiswa. Gara-gara pembagian rezeki tidak merata?
Senin, 17 Maret 2008
Lasmaniar Mutiara Stephany bingung. Di usianya yang belia, 18 tahun, masih pelajar kelas III SMA di Jakarta, ia diombang-ambingkan pilihan untuk mengukir masa depannya. Gara-gara pecahnya kongsi perguruan tinggi negeri di Perhimpunan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Nusantara, ia harus tes dua kali agar bisa masuk ke dua universitas pilihannya, Universitas Padjadjaran di Bandung atau Universitas Indonesia, Depok.
Padahal, jika kedua universitas
...