Kabinet Superkompromi

Minggu, 24 Oktober 1999

Presiden Abdurrahman Wahid, yang sekarang boleh dipanggil Gus Presiden, secara terbuka dan dengan kalem mengakui bahwa kabinetnya disusun berdasarkan kompromi. Pada dasarnya, kompromi tidaklah jelek, apalagi kalau memang terpaksa, demi menyelamatkan sesuatu. Ini sudah terjadi sekarang. Yang tidak boleh dikompromikan adalah prinsip atau asas yang penting. Hasilnya bisa jadi berabe, walau baru belakangan akan terasa. Ibarat dalam membangun gedung, ...

Berita Lainnya