SIDANG International People's Tribunal 1965—sidang rakyat tentang kejahatan kemanusiaan di Indonesia pada 1965—yang digelar di Den Haag, Belanda, pekan lalu, melahirkan reaksi yang terbagi tiga. Pertama, mereka yang mengecam dan mencerca, yang terdiri atas petinggi militer, pejabat tinggi pemerintah, bahkan sejarawan yang masih saja menggunakan slogan usang "bahaya laten komunisme".

Kedua, mereka yang menganggap sidang ini main-main, yang bahka