SELAMA perang gerilya merebut Yogyakarta kembali, Pak Sim - panggilan akrab T.B. Simatupang -- sering diolok-olok sebagai "diplomat kesasar". Habis, selama itu ia hampir tidak lepas dari setelan celana abu-abu dan kemeja buatan luar negeri. "Tapi pakaian itulah yang menempel di tubuh saya ketika berangkat bergerilya," katanya. Waktu itu, 19 Desember 1948, tiba-tiba Yogyakarta -- ibu kota Republik waktu itu -- diserang Belanda. Inilah peris...