Pak Zahid dari Kampung Kwitang

Gaya menulis Alwi Shahab seperti orang bercerita. Di tangannya, sejarah menjadi mengasyikkan tanpa kehilangan keseriusan.

Tempo

Sabtu, 26 September 2020

ALWI Shahab. Di matanya, profesi wartawan-penulis tak ubahnya dukun beranak, dukun patah tulang, penepuk marawis yang mengarak pengantin atau anak lelaki yang baru saja disunat, atau tukang cerita dalam masyarakat tradisional. Dengan kata lain, penulis seperti dia bukanlah sosok luar biasa yang pantas dinilai menurut ukuran orang kebanyakan.

“Alwi memang rendah hati,” kata Bagir Assegaf, 74 tahun, kawan lama yang melewati masa remaja

...

Berita Lainnya