Perginya Sosok Teduh, Buya Ismail

Ia pernah bersuara keras mempersoalkan kecurangan pemerintah Orde Baru terhadap hasil Pemilu.

Senin, 4 April 2005

Azan zuhur baru saja diserukan muazin, suaranya memancar dari menara. Keranda yang dipanggul pelan-pelan meninggalkan rumah yang berada di kompleks perumahan DPR Joglo, Jakarta Barat. "Semua yang bernapas akan mati," begitu arti untaian huruf Arab yang menempel kain bagian sisi keranda.

Di dalam keranda itu, jasad bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ismail Hasan Metareum dibaringkan tenang. Sabtu pekan lalu, saat jarum jam m

...

Berita Lainnya