Ruwetnya Perkara Menghitung Suara
Penghitungan suara dengan perangkat teknologi informasi ternyata lamban. Tak setara dengan biayanya, Rp 200 miliar
Senin, 12 April 2004
BERKALI-kali Ramidi menguap. Kantuk, letih, dan bosan menyergap anggota panitia pemungutan suara di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur itu, Senin malam pekan silam. Sejak pukul 1 siang hingga sepuluh jam kemudian, lembaran surat suara seukuran kertas koran harus ditiliknya satu per satu, tentunya bersama anggota panitia lainnya. Tapi tak kunjung rampung juga. "Huuh!" ia mengeluh.
Maklum, formulir rekapitulasi suara yang harus diisi cukup ba
...