Siap Menyelundup jika Nasib Meredup

Para pengungsi Irak didera kemelaratan dan rasa bosan. Australia dan Eropa menjadi impian.

Minggu, 9 Desember 2001

TATAPAN mata Haji Syahrataini menerawang jauh. Di hadapannya, kerlap-kerlip penerang warna-warni itu bagai sejuta kunang-kunang. Bagi orang kebanyakan, hamparan lampu malam itu sungguh sedap dipandang. Begitu indah, begitu elok. Tapi, bagi pengungsi Irak berusia 66 tahun ini, hal itu justru terasa menjemukan. "Saya menderita di sini," ujarnya dalam bahasa ibu, Arab, perlahan. Saat ditemui pekan lalu, ia tengah duduk-duduk santai di kursi usang di s...

Berita Lainnya