DI Bandar Udara Internasional Dulles, Washington, DC, akhir Februari 2000 lalu, seorang pria berkulit putih menyapa Letnan Jenderal TNI Johny Lumintang. "Good afternoon, General," katanya. Lumintang tersenyum ramah, mengira lelaki itu peserta seminar tentang reformasi militer sehari sebelumnya—Lumintang jadi pembicara dalam seminar di ibu kota Amerika Serikat itu. Senyum yang prematur. Wajah Lumintang berubah kaget ketika lelaki itu ternyata ...