Terusir dari Sampit, Merana di Madura

Evakuasi warga Sampit ke Madura memunculkan persoalan baru. Mereka menjadi beban pemerintah daerah dan penduduk lokal.

Minggu, 18 Maret 2001

SAMBIL menangis, bocah sepuluh tahun itu berkata lirih, "Dayak? Dayak? Dayak." Badannya gempal, kulitnya hitam. Raut mukanya menunjukkan ketakutan yang dalam. Bocah itu, Ihsan namanya, selamat dari pembantaian atas etnis Madura di Sampit, Kalimantan Tengah, akhir Februari lalu. Di balik lipatan dagunya yang tebal, masih tampak jelas luka bekas gorokan sepanjang 15 sentimeter dengan jahitan warna hitam yang menonjol ke luar. Tangannya tak lagi u...

Berita Lainnya