Amnesia Bersama
Senin, 26 September 2005
Pembicaraan hangat siang itu terhenti saat sebuah telepon genggam berdering. Seseorang menele-pon dari Jakarta, mengaku punya koneksi kelas tinggi di Dewan Perwakilan Rakyat. Kepada pejabat daerah yang dihubunginya, dia menawarkan untuk mencarikan sekaligus mencairkan anggaran dari peme-rintah pusat. Tentu dengan “sedikit” imbalan sebagai uang jasa.
Sang penelepon tidak menyadari, pejabat daerah yang dirayunya siang itu sedang menemui tamu
...