Alfred Simanjuntak yang Membara

Masih berkobar di usia 92 tahun, Alfred Simanjuntak adalah satu dari beberapa komponis lagu perjuangan Indonesia yang terlupakan. Bersama Cornel Simanjuntak, Liberty Manik, Binsar Sitompul, dan Husein Mutahar—semuanya telah almarhum—Alfred menyumbangkan karya-karya musik yang tak lekang oleh waktu. Tapi penghargaan atau sekadar tanda terima kasih dari negara belum sekali pun dia terima. Guru dan komponis ini bahkan tak pernah diundang hadir di acara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana. Sampai kini ia masih aktif menulis lagu-lagu rohani untuk Yayasan Musik Gereja, yang dia dirikan pada 1967. Kepada Tempo, ia berkisah tentang hidupnya yang panjang. Termasuk masa ketika lagu Bangun Pemudi Pemuda yang membakar semangat itu dia ciptakan.

Minggu, 4 November 2012

Meski jalannya tertatih-tatih, Alfred Simanjuntak, satu-satunya komponis lagu perjuangan Indonesia yang tersisa saat ini, masih bersemangat. Nada bicaranya marcia, seperti tempo dalam lagu ciptaannya, Bangun Pemudi Pemuda, yang gesit dan tegas. Suaranya terdengar mantap di usianya yang pada 8 September lalu genap 92 tahun. Tempo menemui Alfred di kediamannya di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, dalam dua kali kesempatan, Selasa, 16 Oktober, dan K

...

Berita Lainnya