Tiga Babak Habibie

Kecemerlangan otak Bacharuddin Jusuf Habibie telah mengantarkan dia menjadi ahli aeronautika terkemuka di Indonesia dan dunia. Presiden Soeharto terpukau oleh anak istimewa dari Parepare, Sulawesi Selatan, ini dan memanggilnya pulang ke Indonesia pada 1974. Dia mengembangkan industri dirgantara Nusantara—dan menjadi amat dekat dengan Soeharto. Pada Mei 1998, Habibie naik ke kursi presiden. Hubungannya dengan Soeharto—bosnya selama hampir tiga dekade lebih—mulai retak. Sejumlah kebijakannya, terutama melepas Timor Timur, mengundang kontroversi serta pro dan kontra yang keras. Kini industri pesawat terbang yang dia rintis—dan pernah mencapai masa gemilang—jatuh merana.

Senin, 28 Mei 2012

Di ruang perpustakaannya yang megah dengan ribuan koleksi buku, Bacharuddin Jusuf Habibie menyambut Tempo pada Jum­at sore awal Mei lalu. ”Halo, apa kabar?” katanya dengan nada riang sambil tersenyum lebar.

Berpakaian putih-putih, Rudy—begitu sapaannya—mempersilakan kami duduk di kursi yang berjejer melingkari meja kayu jati di perpustakaan yang berada di bagian belakang rumahnya di kompleks Patra Kuningan, Jakarta. Di atas meja telah

...

Berita Lainnya