Prof Dr Ir Sajogyo
Seorang Empu Pemerhati Desa

Dalam berbagai kesempatan, putra Jawa kelahiran Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah ini selalu menyuarakan kemiskinan dan masyarakat desa. Pada Mei lalu, usianya sudah menapak 82 tahun, tapi ia tetap mengikuti perkembangan situasi pedesaan dengan seksama. Salah satunya, program bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin di desa, yang dinilainya cuma kebijakan tambal-sulam.

Sajogyo merupakan empu ekonomi dan sosiologi pedesaan yang mumpuni. Ia dedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti, menulis buku, dan mengajar perihal masyarakat desa. Rumahnya di Bogor menjadi tempat singgah para mahasiswa yang ingin berdiskusi dan berkonsultasi dengannya tentang masalah pedesaan. Di rumah itu pula terkumpul 6.000 buku miliknya yang telah diwariskan ke Sajogyo Institute.

Dalam tiga kali pertemuan, Sajogyo menuturkan kecintaannya terhadap masyarakat desa kepada Grace S. Gandhi dan Rina Widiastuti dari Tempo. Tutur kata yang lemah lembut dan pikirannya yang jernih menandakan kecendekiawanan yang paripurna.

Senin, 30 Juni 2008

Saya lahir dari keluarga guru. Ayah dan Ibu, Soewardjo Poerwoatmodjo dan Chamidah, lulusan sekolah guru di Ungaran, Jawa Tengah. Mereka bertemu dan saling jatuh cinta di sana. Setelah lulus, Ayah memulai karier sebagai guru sekolah dasar. Adapun setelah menikah, Ibu hanya menjadi ibu rumah tangga. Tapi dia menjadi guru kami, enam orang anak-anaknya, di rumah.

Orang tua memberi saya nama yang cukup panjang: Sri Kusumo Kampto Utomo. Penulisan Kamp

...

Berita Lainnya