Berjuang terus, desak terus
Wawancara tempo dengan b.m.diah, tentang dunia pers dulu dan sekarang. wartawan tiga zaman ini me nerima buku "b.m.diah : wartawan pejoang" yang di- serahkan menteri penerangan harmoko.
Sabtu, 8 Desember 1990
SENYUMNYA, ekspresi wajahnya, cetusan-cetusan pendapatnya masih seperti dulu. Masih khas, lepas, dan lugas. Memang B.M. Diah sudah bukan lagi pemimpin redaksi harian Merdeka, tapi ia tetap berfungsi sebagai pemimpin umum. "Dia tetap ngantor di Merdeka lima hari seminggu, mulai dari pukul 08.00 sampai kadang-kadang jam 18.00," tutur istrinya, Herawati. "Dan sedikitnya, sekali seminggu menulis tajuk rencana." Rabu pekan lalu, kepada wartawan...