Panser dari Sadr City
Muda, trengginas, radikal, berdarah biru, Muqtada al-Sadr menyatukan perlawanan Syiah dan Sunni terhadap pendudukan Amerika di Irak.
Senin, 12 April 2004
Pada suatu Jumat siang di Sadr City, seorang pemuda bercambang dan berkacamata tebal tegak di atas podium masjid. Sorot matanya tajam, gaya bicaranya lugas. "Irak dan Palestina memiliki takdir yang sama, harus memerangi para penjajah," ujarnya dengan berapi-api. Dia juga mendeklarasikan perang melawan pasukan koalisi pimpinan Amerika. "Orang Irak yang bermartabat tidak akan menerima niat jahat Amerika menjajah Irak."
Si cambang itu bernama Muqt
...